GUSTANI.ID - Secara bahasa I'tikaf adalah menahan, sedangkan secara istilah adalah menetap dan berdiam diri di Mesjid dengan tujuan mendekat diri kepada Allah SWT. Para ulama sepakat bahwa i'tikaf di syariatkan oleh agama Islam. Pada setiap bulan Ramadhan, Rasulullah SAW melakukan i'tikaf selama sepuluh hari, dan pada tahun menjelang wafat, beliau melakukan i'tikaf hingga dua puluh hari.
عن ابن عمر رضى الله عنهما قال: كان رسول الله يعتكف العشرالاواخرمن رمضان
Ibnu Umar ra berkata: "Rasulullah SAW selalu beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan" (Muttafaqun 'alaih).
Kita diperintahkan melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, untuk menjernihkan hati, menyibukkan diri secara utuh untuk ketaatan, meniru perilaku para malaikat, dan sebagai upaya mendapatkan lailatul qard.
Aisyah ra menceritakan bahwa Rasulullah SAW selalu melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sampai beliau dipanggil oleh Allah SWT (wafat). Setelah beliau wafat, istri - istri nya meneruskan kebiasaan I'tikaf. (Mutafaqun alaih).
Abu Hurairah ra. berkata: "Setiap bulan Ramadhan, Nabi SAW melakukan i'tikaf sepuluh hari. Pada tahun beliau wafat, beliau melakukan i'tikaf 20 hari". (HR Bukhori).
Pada mulanya, beliau melakukan i'tikaf sepuluh hari pertengahan untuk mencari Lailatul qadar. Kemudian setelah mengetahui bahwa lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir, beliau melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir. Beliau juga melipatgandakan tadarus Al - Quran bersama jibril untuk memperbanyak ketaatan setelah diberitahu bahwa ajal beliau sudah dekat.
Semoga bermanfaat !
Cirebon, 21 Ramadhan 1445 H/ 1 April 2024 M
Referensi: Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin Imam Nawawi