- Penyesuaian definisi Nilai Wajar pada PSAK 103 : Akuntansi Salam, PSAK 104: Akuntansi Istisna;, dan PSAK 107: Akuntansi Ijarah
Sebelum revisi Nilai Wajar didefinisikan sebagai berikut :
PSAK 103 paragraf 04 : Nilai wajar adalah suatu jumlah yang dapat digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar yang melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai.
PSAK 104 paragraf 05 : Nilai wajaradalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksidengan wajar.
PSAK 107 paragraf 05 : Nilai wajaradalahjumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arms length transaction)
Pada revisian 2015 Nilai Wajar didefinisikan sebagai : "Harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran". - Pencabutan PSAK 59
PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariahyang telah disahkan pada tahun 2009 mengatur perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah, termasuk prinsip mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna, ijarah, penyisihan kerugian aset produktif, wadiah, qardh, sharf, dan kegiatan bank syariah berbasis imbalan.
Dalam perkembangannya, pengaturan akuntansi di dalam PSAK 59 ini sudah diatur di PSAK lain, baik di dalam PSAK non-syariah, maupun PSAK Syariah mulai dari PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah hingga PSAK 110: Akuntansi Sukuk. Hal ini karena pada dasarnya PSAK syariah tidak mengatur transaksi spesifik yang sudah diatur di PSAK lain.
Standar Akuntansi Keuangan pun kini tidak lagi disusun berdasarkan industri atau jenis entitas tertentu, namun berdasarkan pada jenis transaksi pada laporan keuangan.
Selain itu, terdapat pengaturan transaksi pada PSAK 59 yang sudah tidak sesuai dengan regulasi perbankan syariah saat ini, seperti penyisihan kerugian aset produktif.
Dengan dasar pertimbangan tersebut, DSAS IAI memutuskan untuk mencabut PSAK 59. - Revisi PSAK 101 : Ilustrasi Penyajian Dana Investasi Peserta
Sebagai dampak dari revisi PSAK 108: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah, ED PSAK 101 (Revisi 2015): Penyajian Laporan Keuangan Syariah merevisi ilustrasi 1 - Laporan Posisi Keuangan dengan merubah istilah dana syirkah temporer dengan dana investasi peserta. - Revisi PSAK 101 : Penyajian Pendapatan Dana Tabarru’ pada Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’.
Sebagai dampak dari revisi PSAK 108: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah, ED PSAK 101 (Revisi 2015): Penyajian Laporan Keuangan Syariah merevisi ilustrasi 2 - Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’dengan menggabungkan Laporan Dana Tabarru’ dengan Laporan Surplus Defisit Underwriting DanaTabarru’.Selain itu, ED PSAK 101 memberikan ilustrasi penyajian pendapatan dana tabarru'sebagai pendapatan asuransi di Laporan Surplus Defisit UnderwritingDana Tabarru’, dan memberikan ilustrasi penyajian beban ujrahmenjadi beban dana tabarru’ di Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’. - Revisi PSAK 108
- Kontribusi Peserta
ED PSAK 108 (Revisi 2015): Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah memberikan pengaturan bahwa kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan danatabarru’sesuai jangka waktu akad yang mendasarinya. - Wakalah
Dalam PSAK 108 (2009) dana investasi wakalah yang telah diinvestasikan dicatat secaraoff balance sheet, sementara dana investasi mudharabah dan dana investasi mudharabah musytarakahdicatat secara on balance sheet. Kondisi ini menjadi perhatian dari sebagian pihak disebabkan jumlah dana investasi peserta yang dikelola entitas asuransi syariah (sebagian on balance sheetdan sebagian off balance sheet) tidak dapat dibandingkan dengan jumlah dana investasi peserta yang dikelola entitas asuransi konvensional (seluruhnya on balance sheet).
Oleh karena itu, ED PSAK 108 (Revisi 2015) memberikan pengaturan bahwa bagian pembayaran dari peserta untuk investasi yang menggunakan akad investasi wakalah dicatat sebagai dana investasi wakalah di laporan posisi keuangan. - Penyisihan Teknis
ED PSAK 108 memberikan pengaturan terkait penyisihan teknis untuk akad asuransi jangka panjang. Penyisihan teknis untuk akad asuransi jangka panjang memperhitungkan manfaat polis masa depan yang mencerminkan estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan dan penerimaan kontribusi peserta di masa depan, dengan mempertimbangkan estimasi tingkat imbal hasil investasi dana tabarru’. Estimasi pembayaran biaya di masa depan tidak termasuk dalam komponen pembentuk manfaat polis masa depan, disebabkan penyisihan teknis dilakukan atas dana tabarru', sementara pembayaran biaya merupakan kewajiban entitas pengelola (bukan dana tabarru'). - Tes Kecukupan atas Penyisihan Teknis
Pada PSAK konvensional, perusahaan asuransi diwajibkan melakukan tes kecukupan atas liabilitas (liability adequacy test). ED PSAK 108 kini memberikan pengaturan agar tes kecukupan dilakukan terhadap penyisihan teknis yang dibentuk dengan menggunakan estimasi paling kini atas arus kas masa depan berdasarkan akad asuransi syariah. Ketika terjadi kekurangan maka diakui sebagai beban dana tabarru’.
Sumber : Materi Public Hearing 02 Desember 2015 IAI - Kontribusi Peserta
“Public Hearing Exposure Draft PSAK Syariah”
- Penyesuaian atas Definisi Nilai Wajar pada PSAK 103: Akuntansi Salam, PSAK 104: Akuntansi Istishna’, PSAK 107: Akuntansi Ijarah
- Revisi atas PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah,
- Revisi atas PSAK 108: Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah, dan
- PPSAK 101: Pencabutan atas PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah.
·
|
Kontribusi Peserta
|
Memberikan pengaturan bahwa kontribusi peserta diakui pendapatan dana tabarru sesuai jangka waktu akad yang mendasarinya.
| |
·
|
Wakalah
|
Memberikan
pengaturan bahwa bagian pembayaran dari peserta untuk investasi yang
menggunakan akad investasi wakalah dicatat sebagai dana investasi
wakalah di laporan posisi keuangan.
| |
·
|
Penyisihan Teknis
|
Penyisihan
teknis untuk akan asuransi jangka panjang memperhitungkan manfaat
polis mada depan yang mencerminkan estimasi pembayaran seluruh manfaat
yang diperjanjikan dan penerimaan kontribusi peserta di masa depan,
dengan mempertimbangkan estimasi tingkat imbal hasil investasi dan
tabarru.
| |
·
|
Tes Kecukupan atas Penyisihan Teknis
|
Memberikan
pengaturan agar tes kecukupan dilakukan terhadap penyisihan teknis
yang dibentuk dengan menggunakan estimasi paling kini atas arus kas
masa depan berdasarkan akad asuransi syariah.
|
sumbwr : http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/detail.php?catid=&id=869
Daftar Lengkap Fatwa DSN-MUI
No Fatwa |
Tahun |
Tentang |
1 |
2000 |
Giro |
2 |
2000 |
Tabungan |
3 |
2000 |
Deposito |
4 |
2000 |
Murabahah |
5 |
2000 |
Jual Beli Salam |
6 |
2000 |
Jual Beli Istishna'
|
7 |
2000 |
Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)
|
8 |
2000 |
Pembiayaan Musyarakah |
9 |
2000 |
Pembiayaan Ijarah |
10 |
2000 |
Wakalah |
11 |
2000 |
Kafalah |
12 |
2000 |
Hawalah |
13 |
2000 |
Uang Muka dalam Murabahah |
14 |
2000 |
Sistem Distribusi Hasil
Usaha dalam Lembaga Keuangan Syari'ah |
15 |
2000 |
Prinsip Distribusi Hasil
Usaha dalam Lembaga Keuangan Syari'ah |
16 |
2000 |
Diskon dalam Murabahah
|
17 |
2000 |
Sanksi atas Nasabah
Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran |
18 |
2000 |
Pencadangan Penghapusan Aktiva
Produktif dalam Lembaga Keuangan Syari'ah |
19 |
2001 |
Al-Qardh |
20 |
2001 |
Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syari'ah |
21 |
2001 |
Pedoman Umum Asuransi
Syari’ah |
22 |
2002 |
Jual Beli Istishna'
Paralel |
23 |
2002 |
Potongan Pelunasan dalam
Murabahah |
24 |
2002 |
Safe Deposit Box |
25 |
2002 |
Rahn |
26 |
2002 |
Rahn Emas |
27 |
2002 |
Al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik |
28 |
2002 |
Jual Beli Mata Uang
(al-Sharf) |
29 |
2002 |
Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga
Keuangan Syari’ah |
30 |
2002 |
Pembiayaan Rekening Koran Syari’ah
|
31 |
2002 |
Pengalihan Utang |
32 |
2002 |
Obligasi Syari’ah |
33 |
2002 |
Obligasi Syari’ah Mudharabah
|
34 |
2002 |
Letter of Credit (L/C) Impor
Syari’ah |
35 |
2002 |
Letter of Credit (L/C) Ekspor
Syari’ah |
36 |
2002 |
Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia |
37 |
2002 |
Pasar Uang Antarbank
Berdasarkan Prinsip Syari’ah |
38 |
2002 |
Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank (Sertifikat
IMA) |
39 |
2002 |
Asuransi Haji |
40 |
2003 |
Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal |
41 |
2004 |
Obligasi Syari'ah Ijarah
|
42 |
2004 |
Syari'ah Charge Card |
43 |
2004 |
Ganti Rugi (Ta’widh)
|
44 |
2004 |
Pembiayaan Multijasa |
45 |
2005 |
Line facility (at-Tas-hilat as-Saqfiyah) |
46 |
2005 |
Potongan Tagihan Murabahah
(Khashm fi al-Murabahah) |
47 |
2005 |
Penyelesaian Piutang Murabahah
bagi Nasabah Tidak Mampu Membayar
|
48 |
2005 |
Penjadwalan Kembali Tagihan
Murabahah |
49 |
2005 |
Konversi Akad Murabahah
|
50 |
2006 |
Akad Mudharabah Musytarakah
|
51 |
2006 |
Akad Mudharabah Musytarakah
pada Asuransi Syariah |
52 |
2006 |
Akad Wakalah bil
Ujrah pada Asuransi Syari’ah dan Reasuransi Syari’ah |
53 |
2006 |
Akad Tabarru’ pada
Asuransi Syari’ah |
54 |
2006 |
Syariah Card |
55 |
2007 |
Pembiayaan Rekening Koran Syariah
Musyarakah |
56 |
2007 |
Ketentuan Review Ujrah pada
Lembaga Keuangan Syariah |
57 |
2007 |
Letter of Credit (L/C) dengan
Akad Kafalah bil Ujrah |
58 |
2007 |
Hawalah bil Ujrah |
59 |
2007 |
Obligasi Syariah Mudharabah
Konversi |
60 |
2007 |
Penyelesaian Piutang dalam
Ekspor |
61 |
2007 |
Penyelesaian Utang dalam
Impor |
62 |
2007 |
Akad Ju’alah |
63 |
2007 |
Sertifikat Bank Indonesia Syariah |
64 |
2007 |
Sertifikat Bank Indonesia Syariah Ju’alah (SBIS Ju’alah) |
65 |
2008 |
Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah |
66 |
2008 |
Waran Syariah |
67 |
2008 |
Anjak Piutang Syariah
|
68 |
2008 |
Rahn Tasjily |
69 |
2008 |
Surat Berharga Syariah
Negara |
70 |
2008 |
Metode Penerbitan Surat
Berharga Syariah Negara |
71 |
2008 |
Sale and Lease Back |
72 |
2008 |
Surat Berharga Syariah
Negara Ijarah Sale and Lease Back |
73 |
2008 |
Musyarakah Mutanaqishah |
74 |
2009 |
Penjaminan Syariah |
75 |
2009 |
Pedoman Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah (PLBS)
|
76 |
2010 |
SBSN Ijarah Asset to
be Leased |
77 |
2010 |
Jual-Beli Emas secara
Tidak Tunai |
78 |
2010 |
Mekanisme dan Instrumen
Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah |
79 |
2011 |
Qardh dengan Menggunakan
Dana Nasabah |
80 |
2011 |
Penerapan Prinsip Syariah
dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek |
81 |
2011 |
Pengembalian Dana Tabarru’ bagi
Peserta Asuransi yang Berhenti Sebelum Masa Perjanjian Berakhir |
82 |
2011 |
Perdagangan Komoditi Berdasarkan
Prinsip Syariah di Bursa Komoditi |
83 |
2012 |
Penjualan Langsung Berjenjang
Syariah Jasa Perjalanan Umrah |
84 |
2012 |
Metode Pengakuan Keuntungan
Tamwil bi al-Murabahah (Pembiayaan Murabahah) di Lembaga Keuangan Syariah |
85 |
2012 |
Janji (Wa’d) dalam
Transaksi Keuangan dan Bisnis Syariah
|
86 |
2012 |
Hadiah dalam Penghimpunan
Dana Lembaga Keuangan Syariah |
87 |
2012 |
Metode Perataan Penghasilan
(Income Smoothing) Dana Pihak Ketiga
|
88 |
2013 |
Pedoman Umum Penyelenggaraan
Program Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah |
89 |
2013 |
Pembiayaan Ulang (Refinancing) Syariah |
90 |
2013 |
Pengalihan Pembiayaan Murabahah
Antar Lembaga Keuangan Syariah (LKS) |
91 |
2014 |
Pembiayaan Sindikasi (al-Tamwil
al-Mashrifi al-Mujamma‘) |
92 |
2014 |
Pembiayaan yang Disertai Rahn
(al-Tamwil al-Mautsuq bi
al-Rahn) |
93 |
2014 |
Keperantaraan (Wasathah) dalam
Bisnis Properti |
94 |
2014 |
Repo Surat Berharga Syariah (SBS) Berdasarkan Prinsip Syariah |
95 |
2014 |
Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) Wakalah |
96 |
2015 |
Transaksi Lindung Nilai
Syariah (al-Tahawwuth al-Islami / Islamic Hedging) atas Nilai Tukar |
97 |
2015 |
Sertifikat Deposito Syariah |
98 |
2015 |
Pedoman Penyelenggaraan Jaminan
Sosial Kesehatan Syariah |
99 |
2015 |
Anuitas Syariah Untuk
Program Pensiun |
100 |
2015 |
Pedoman Transaksi Voucher Multi Manfaat Syariah |
101 |
2016 |
Akad Al-Ijarah Al-Maushufah
fi Al-Dzimmah |
102 |
2016 |
Akad Al-Ijarah Al-Maushufah
fi Al-Dzimmah untuk Produk Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR)-Indent |
103 |
2016 |
Novasi Subjektif Berdasarkan
Prinsip Syariah |
104 |
2016 |
Subrogasi Berdasarkan Prinsip
Syariah |
105 |
2016 |
Penjaminan Pengembalian Modal Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Wakalah bil Istitsmar |
106 |
2016 |
Wakaf Manfaat Asuransi
dan Manfaat Investasi pada Asuransi Jiwa Syariah |
107 |
2016 |
Pedoman Penyelenggaraan Rumah
Sakit Berdasarkan Prinsip Syariah |
108 |
2016 |
Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata
Berdasarkan Prinsip Syariah |
109 |
2017 |
Pembiayaan Likuiditas Jangka
Pendek Syariah |
110 |
2017 |
Akad Jual Beli |
111 |
2017 |
Akad Jual Beli
Murabahah |
112 |
2017 |
Akad Ijarah |
113 |
2017 |
Akad Wakalah bi Al-Ujrah |
114 |
2017 |
Akad Syirkah |
115 |
2017 |
Akad Mudharabah |
116 |
2017 |
Uang Elektronik Syariah |
117 |
2018 |
Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah |
118 |
2018 |
Pedoman Penjaminan Simpanan
Nasabah Bank Syariah |
119 |
2018 |
Pembiayaan Ultra Mikro Berdasarkan
Prinsip Syariah |
120 |
2018 |
Sekuritisasi Berbentuk Efek
Beragun Aset Berdasarkan Prinsip Syariah |
121 |
2018 |
EBA-SP Berdasarkan
Prinsip Syariah |
122 |
2018 |
Pengelolaan Dana BPIH dan BPIH Khusus Berdasarkan Prinsip Syariah |
123 |
2018 |
Penggunaan Dana Yang Tidak Boleh
Diakui Sebagai Pendapatan Bagi Lembaga Keuangan Syariah, Lembaga Bisnis Syariah, dan Lembaga Perekonomian
Syariah |
124 |
2018 |
Penerapan Prinsip Syariah
dalam Pelaksanaan Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Efek Serta Pengelolaan Infrastruktur Investasi Terpadu |
125 |
2018 |
Kontrak Investasi Kolektif-Efek
Beragun Aset (KIK EBA) Berdasarkan Prinsip Syariah |
126 |
2019 |
Akad Wakalah bi al-Istitsmar
|
127 |
2019 |
Sukuk Wakalah bi al-Istitsmar
|
129 |
2019 |
Biaya Riil sebagai
Ta’widh Akibat Wanprestasi (at-Takalif al-Fi’liyyah an-Nasyi’ah ‘an an-Nukul) |
130 |
2019 |
Pedoman bagi Lembaga
Penjamin Simpanan dalam Pelaksanaan Penanganan atau Penyelesaian Bank Syariah yang Mengalami Permasalahan Solvabilitas |