Oleh Abdullah Haidir
Riyadh
sumber: http://www.pkspiyungan.org/2013/09/istimroriyah-tawazun-dua-permata-jiwa.html
Riyadh
- Dua hal yg sangat mendasar dalam beragama.... istimroriyah (kontinyuitas) dan tawazun (keseimbangan).
- Istimroriyah (kontinyuitas) berbicara ttg konsistensi, daya tahan dan kesiapan menghadapi cobaan.
- Sedangkan tawazun (keseimbangan) berbicara tentang pemahaman, kendali diri dan proporsionalitas.
- Hal ini karena beragama bukan semata masalah emosi, juga bukan semata masalah intelektual.
- Beragama adalah sebuah keyakinan yang diwujudkan dalam amal yang berimbang, terus dijaga hingga ajal menjelang.
- Istimroriyah, dlm bhs syariat disebut dg istiqamah ... konsistensi. Disini kt berbicara ttg kesungguhnya berprinsip.
- Istimroriyah terkait erat dg konsep Khusnul Khatimah. Sabda Nabi, penilaian amal ada di akhir (Shahih Ibnu Hibban).
- Dalam Al-Quran, jg telah dipesan; "Jangan mati kecuali dlm keadaan Islam.." (QS. Ali Imran: 102).
- Itu berarti perintah utk menjaga iman dan amal sampai detik2 terakhir. Krn tdk ada satupun dri kt yg tahu kapan kemtian kan datang.
- Menjaga istimroriyah memiliki tantangan tersendiri, karena manusia memiliki sifat bosan.
- Karenanya Allah sangat mencintai perbuatan yg istimror (kontinyu) walau sedikit (Muttafaq alaih).
- Dalam banyak hal, keberhasilan dan kegagalan kita lbih ditentukan oleh istimroriyah atau tidak tidaknya dibanding faktor lainnya.
- Dakwah, ngaji, belajar, menggelar program, dll... sangat beda tentu saja hasilnya antara yg istimror dg yg tidak.
- Dlm dakwah misalnya, kt sering terpesona dg semangt luar biasa, dan jumlah besar. namun seringkali hanya sesaat saja.
- Semntara yg menggelar pengajian bertahun-tahn secara kontinyu dan dihadiri beberpa puluh atau gelintir org saja, sering tdk dianggap.
- Padahl justeru dari sana biasanya lahir para ulama, pemikir dan bahkan pemimpin nasional hingga internasional.
- Istimroriyah memang mahal, dia butuh orang yang besar hatinya utk menapaki jalan dg tekun dn tidak terombang ambing kesana kemari.
- Karena sehebat apapun sebuah idiologi, program, cita2, kalau tidak istimror menjalaninya, dia kan percuma.
- Kita coba bicara ttg tawazun... keseimbangan... dlm bhs Al-Quran disebut 'adil'.
- Adil bukan sama rata sama rasa... hal itu, pada taraf tertentu justeru zalim... adil adalah menemptkan sesuatu pada tempatnya.
- Nah, beragama menuntut kita utk seimbang, artinya harus memenuhi segala kebutuhan sesuai proporsinya.
- Kebutuhan rohani, materi, lahir, batin, harta, jiwa, tauhid, akhlak, sosial, individu, keluarga, masyrakat, dll.
- Keseimbangan di sini artinya bukan dlm taraf minimal... yg penting ada.. tapi dlm taraf maksimal... masing2 terpnuhi scara maksimal.
- Rasulullah saw, di tengah kelurga; org terbaik, dlm pemerintahan; kepla negara utama, dlm medan tempur; komandan, dlm ibadah; jgn ditanya.
- Dalam sosial; semua senang, dlm bertutur kata; tak ada dusta dan menyakiti; Dalam tauhid; Emang itu misi utamanya.
- Pendek kata... tawazun disini adalah pemenuhan secara proporsional serta maksimal setiap kebutuhan yg ada.
- Disinilah kita sering tersandung... asyik belajar, lupa kebutuhan rohani, lupa cari materi, bahkan ada yg lupa 'cari isteri' :)
- Ada yg asyik bekerja... abai dg intelektualnya, acuh dg sosialnya, tak peduli ibadahnya, apalagi dakwahya.
- Ada yg semangat berzikir... tak mau berpikir, janjinya sering mangkir, sadaqahnya kikir, diajak berpolitik dia bilang.. mau pikir-pikir.
- Ada yg mantap ajakan tauhidnya... tapi lisannya tajam, sikapnya seram, terhadap saudara bawaannya selalu geram.
- Dlm beberapa riwyat Rasulullah saw menegur sikap beberapa shahabat yg tdk adil... walau sang shahabt melakukannya dg semngt agama.
- Ingat hadits muttafaq alaih ttg tiga org shahabt.. setlah mendaptkan info dari Aisyah bgaiman ibadah Nabi saw.
- Yg satu bilng, akan puasa trus, yg satu bilang akan bangun mlam trus, yg satu bilng ga mau nikah.
- Ketika tahu, justeru Nabi saw tegur mrk. Dia katakan, sy org paling bertakwa dan plng takut (Allah), saya puasa tp berbuka.
- Saya shalat malam tp tidur.. sya juga mnikahi wanita.... Lalu Nbi tutup dg ucapan "Siapa yg tdk suka sunahku, dia bukan golonganku.."
- Sayangnya ucapn ini sering dikutp utk urusn nikah saja.. mestinya juga dipahami bahwa selain puasa, berbuka juga sunah,
- Selain shalat malam, tidur juga sunah... karena disana terdapat tawazun, pemenuhan terhada hak2 yg harus dipenuhi.
- Seperti istimroriyah... tawazun juga berat.. karena kita sering subyektif melihat.. dan cenderung mengikuti nafsu.
- Ini juga salah satu pintu setan dlm menyesatkan.. menghilangkan tawazun.. buat org tertentu, tdk digoda utk tidak shalat atau berzikir.
- Tapi digoda agar dg shalat dan zikirnya, membuat yg lain terbengkalai... tidak tawazun... buat yg lain, sebaliknya.
- Terapi tawazun adalah, memahami Islam secara integral dan terus menerus mengamalkannya secara integral pula... Syamil gitu loh.
- Adapula tambahannya... jangan pernah berhenti belajar dan memahami... bisa jadi awalnya tawazun, namun dlm perjalannya ada penympangan.
- Atau utk suatu masa proporsi pemenuhan thd sesuatu sudah tepat, pada masa lainnya sudah tdk cocok proporsinya.
- Antara istimroriyah (kontinyuitas) dan tawazun (keseimbangan) harus beriringan. Tidak boleh yg satu mengalhkan yg lain.
- Istimror tapi tidak tawazun atau tawazun tapi tidak istimroh... keduanya tiada guna.
- Justeru keduanya saling melengkapi.. istimror akar mudah tercipta kalau seseorang tawazun dan tawazun akan tampak hasilnya kalau istimror.
- Sebab tawazun adalah fitrah.. sesuatu yg fitrah, lebih mudah dan lebih mampu bertahan utk diteruskan.
- Tawazun, walau lambat, terkesan tdk bombastis, dia akan tampak yg paling berkilauan di kemudian hari. sekian.